Update software terkadang membawa masalah baru dikarenakan adanya bug yang belum terdeteksi. Entah perangkat menjadi sering crash, lebih boros baterai, atau mengalami masalah lainnya. Hal ini terjadi pada wahana teleskop Hitomi milik Badan Antariksa Jepang, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Setelah menyalurkan update software pada akhir Maret lalu, JAXA berusaha memosisikan satelit agar menghadap ke arah galaksi Markarian 205. Disinilah masalah mulai muncul. Ternyata update tersebut mengandung bug yang membuat sistem komputer satelit mengira wahana antariksa tersebut sedang berputar meski sebenarnya dalam kondisi diam.
Sistem anti-putaran di satelit pun berjalan otomatis dengan mendorong berlawanan dari "putaran" yang sebenarnya tidak ada. Akibatnya, satelit yang tadinya stasioner malah berputar tak terkendali. Semakin lama putaran tersebut semakin kencang sehingga menyebabkan bagian-bagian sensitif dari wahana antariksa itu, seperti panel surya, mulai copot.
Saat satelit Hitomi akhirnya berhenti berputar, badan satelit tersebut sudah tercerai-berai menjadi "6 hingga 10 bagian", menurut pengamatan JAXA dari bumi. ” Dari berbagai informasi, kami menyimpulkan bahwa fungsi satelit sudah tidak bisa dikembalikan," ujar Wakil Presiden JAXA, Saku Tsuneta.
JAXA mengatakan akan meninjau ulang desain, manufaktur, operasional, dan verifikasi satelit Hitomi dan sistem software di dalamnya. JAXA tidak bisa meluncurkan satelit pengganti selama 12 tahun ke depan. Komunitas astronomi internasional menyesalkan kejadian yang menimpa Hitomi. Sistem x-ray pada satelit itu diharapkan bisa dipakai mempelajari berbagai fenomena luar angkasa, seperti lubang hitam, sisa-sisa ledakan bintang, dan kumpulan galaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar